Selasa, 11 Maret 2008

CULTURE SHOCK ! A BAD HABIT


Eat now, pay later

The price of childhood obesity is a lifetime's legacy of poor health and significantly reduced life expectancy. The main health risks include increased risk of heart disease and stroke, diabetes, kidney disease, varicose veins, skin ailments, as well as a greater risk of joint damage (such as hips and knees) due to the extra load they have to bear.

There are also important social and psychological consequences, such as depression, low self-esteem, social isolation, low rate of marriage and problems sustaining long term relationships.

While few people with serious weight problems are likely to be able to dramatically reduce their weight, on the positive side, doctors point out that even a modest weight loss make a big difference in terms of the person's health and quality of life.

For instance, reducing one's weight from 18 stone to 16 stone might not sound like much, but in terms of your health, it could literally be a life-saving difference

Piramid Miller suatu pendekatan Quality pada sisi kedokteran


Piramid Miller suatu pendekatan Quality pada sisi kedokteran
Awal dari Total Quality Management sisi Medis

Ada standar kompetensi tertentu pada profesi kedokteran. Piramid menyebut ada empat tingkatan kemampuan dokter yang diharapkan dalam pendidikan profesi. Tingkatan mi umumnya dikenal dengan Piramid Miller, yaitu knows, knows how, show, dan does.

Tingkat kemampuan 1, mengetahui dan menjelaskan. Di tingkat ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat mengenali dan menempatkan gambaran klinis sesuai penyaklt ketika membaca literatur. Dalam korospondensl, ia dapat mengenal gambaran penyakit ini dan tahu mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan overview level. Bila mengahadapi pasien dengan gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, mahasiswa segera merujuk ke dokter yang berhak.

Tingkat kemampuan 2, pernah melihat atau pernah didemonstrasikan. Dalam tingkat ini mahasiswa diharapkan mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta dokter. Misalnya, pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray. Dan juga diharapkan mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan menindaklanjuti sesudahnya.

Tingkat kemampuan 3, pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi. Tingkat ini dibagi dua bagian.

Yang pertama 3A, dalam tingkat ini mahasiswa diharapkan mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta dokter. Mahasiswa juga dapat memutuskan dan memberikan terapi pendahuluan serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).

Tingkat kemampuan 3B, dalam tingkat ini mahasiswa diharapkan mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta. Mahasiswa juga diharapkan dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (untuk kasus yang gawat darurat).

Tingkat kemampuan 4, mampu melakukan secara mandiri. Dalam tingkat mi, mahasiswa diharapkan mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang dimmnta. Selain itu, mampu memutuskan dan menangani masalah secara mandiri hingga tuntas.

Ada tujuh kompetensi dasar seorang dokter yang ingin dibentuk. Yaitu kompetensi untuk komunikasi efektif, keterampilan klinis, Iandasan ilmiah ilmu kedokteran, pengelolaan masalah kesehatan, pengelolaan informasi, mawas diri dan pengembangan diri, dan kompetensi dalam etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta keselamatan pasien.

(Republika Minggu 09032008)

Jumat, 07 Maret 2008

THREE ELEMENTS MOTIVATION QUALITY


Three Elements of Motivation
Motivation starts with the desire to be free, to be free from dependency on others, freedom to live the lifestyle we dream of, freedom to explore our ideas. Total freedom is not possible or desirable, but the struggle to achieve that ideal is the basis for motivation.
Motivation is built on three basic elements:
1. Motivation starts with a need, vision, dream or desire to achieve the seemingly impossible. Creativity is associated with ideas, projects, and goals, which can be considered a path to freedom.
2. Developing and maintaining a love-to-learn lifestyle become involved with risky ventures, and/or continually seek new opportunities learn what works and does not work.
3. Developing and maintaining a desire to overcome barriers and to bounce back from discouragement or failure. Individuals learn to tolerate the agony failure brings. In any endeavor, that is worthwhile, barriers and failure will be there. Bouncing back requires creative thinking as it is a learning process. In addition, bouncing back requires starting again at number one.
A loss of any one part and motivation is on the rocks. For example;
1. If you like to be creative and love to learn but cannot face up to failure, you will not go back and try again. Persistent motivation is associated with bouncing back from failure.
2. If you have a unique idea but don’t like taking risks, ideas’ is all you will ever have.
3. There must be something in your life that turns you on. Some people work harder at finding it than others. You can start by analyzing the lifestyle you wish you could live. Remember, money is not a goal; it is a reward for achieving a goal. People without a motivating dream are not reading this website.