Rabu, 27 Februari 2008

NINE RULES FOR EFFECTIVE TEAM


Nine Rules for Effective Teams
These nine rules are based on the belief that level of elementary problems controls efficiency. If there are many elementary problems, productivity will be negative, likewise, low level of problems puts productivity in the positive column. In the typical workforce, there is no recognition for people who spend time on elementary problems, big problems receive all the attention, yet, big problems start as minor and there are people around who are aware of them. Because of leadership attitudes, employees develop the habit of ignoring problems until they explode, at which time they become big problems, and then, leaders want to go on record for being a problem solver. Leadership attitudes towards elementary problems are corrected with front-line responsibility and solved with team intelligence. Team priority is to get the job done, they have authority to solve or prevent problems while minor.
1. Priority #1... Get The Job Done!!! - In many work environments, top priority is cost control, which limits the ability to get the job done. It cost money to control project cost. Focusing on "getting the job done" is automatic cost control. Decisions are based on what it takes to finish a job, not what it cost.
2. Consider employees as an investment, not a cost. - In any work environment, employees' skills and abilities will reflect the attitude of its leaders. If leadership considers employees a cost, quality of employees will suffer, likewise, if leadership considers employees an investment, then both sides will be motivated to increase skill quality. Greater efficiency is the result.
3. Employee attitudes are byproducts of leadership style. - If subordinates attitudes are negative toward the company, it is because of leadership style. If they are positive, it is because of leadership style. If attitudes need changing, it must start with the leaders.
4. Sharing knowledge inspires motivation. - People who have opportunity to share knowledge feel they are a part of the team. Team members want to impress with their ability to contribute valuable information. It inspires a desire to seek information, excel, accept challenges and reject the status quo.
5. Coach, not control. - People who only follow orders do not assume responsibility, are not motivated and do not have a desire to excel. Coaching is inspiring people to find solutions to problems. Finding solutions, is a motivating force, it also becomes a habit. Coaching is sharing knowledge.
6. Worker/team responsibility - Being responsible for results is a highly motivating force. Also, a group of three or more, focused on a common goal, becomes a highly intelligent force. They are aware of minor problems and have authority to manage them. The team is recognized for their ability to prevent problems while getting the job done.
7. Supply quality resources. - Efficiency is as effective as available resources, (tools, supplies, work environment), to complete tasks. Employees will work hard to get jobs done, but they need quality resources to be efficient. Resources influence pride, which affects output quality.
8. Opportunity to learn. - Repetitive tasks kill the desire to learn, an attitude that rejects change and accepts the status quo. There is always a better way of doing a task, including repetitive task, and better ways are found with worker responsibility. Challenges motivate people to learn and the desire to learn is based on opportunity for challenges.
9. Wages - Effective worker responsibility require above average wages. Responsibility is no substitute for low wages. High wages inspire leaders to manage in an efficient way. Low wages promotes sloppiness. Wage level influences attitude and output quality.
A note on wages: It is my observation that low wage companies have higher overhead cost than high wage companies. Quality of leadership seems to be the controlling factor. Leadership quality is based on CEO's priorities.

Kamis, 21 Februari 2008

HUMAN ERROR


“when perception matches reality, a person is situationally aware “
(James Munn)


“Non si può cambiare la condizione umana, ma si possono
cambiare le condizioni nelle quali l’uomo opera.”
(James Reason)

INDUSTRIAL HYGIENE a NEW HORIZON of SAfety Reason


CATEGORIES OF INDUSTRIAL
HYGIENE & INDUSTRIAL HEALTH
ACTIVITIES
_"INDUSTRIAL HYGIENE " IS THE SCIENCE AND PRACTICE
DEVOTED TO THE ANTICIPATION, RECOGNITION,
EVALUATION AND CONTROL OF THOSE ENVIRONMENTAL
FACTORS AND STRESSES ARISING IN OR FROM THE
WORKPLACE THAT MAY CAUSE SICKNESS, IMPAIRED
HEALTH AND WELL-BEING, OR SIGNIFICANT DISCOMFORT
AMONG WORKERS AND MAY ALSO IMPACT THE GENERAL
COMMUNITY.
– HTTP://WWW.ABIH.ORG/DOCS/

CATEGORIES OF INDUSTRIAL
HYGIENE AND OCCUPATIONAL
HEALTH ACTIVITIES
_ WORKPLACE HAZARDS
– EXTERNAL SOURCES – CHEMICALS,
BIOLOGICALS, NOISE, RADIATION, AND OTHERS
– INTERACTIONS (ERGONOMICS)
_ EMERGENCY RESPONSE
_ OCCUPATIONAL HEALTH TRAINING
_ REGULATORY ACTIVITY
– OSHA – OCCUPATIONAL SAFETY & HEALTH
ADMINISTRATION
– MSHA – MINE SAFETY AND HEALTH
ASSOCIATION

INDUSTRIAL HYGIENE
PROFESSIONAL SOCIETIES
_ AMERICAN INDUSTRIAL HYGIENE ASSOCIATION (AIHA),
HTTP://WWW.AIHA.ORG/
_ AMERICAN BOARD OF INDUSTRIAL HYGIENE (ABIH),
HTTP://WWW.ABIH.ORG/
_ THE AMERICAN CONFERENCE OF GOVERNMENTAL INDUSTRIAL
HYGIENISTS (ACGIH®), HTTP://WWW.ACGIH.ORG/ABOUT/
_ AMERICAN BIOLOGICAL SAFETY ASSOCIATION (ABSA),
HTTP://WWW.ABSA.ORG/
_ AMERICAN BOARD OF HEALTH PHYSICS (ABHP),
HTTP://HPS1.ORG/AAHP//ABHP/ABHP.HTM
_ CHEMICAL INDUSTRY INSTITUTE OF TOXICOLOGY (CIIT) -
HTTP://WWW.CIIT.ORG/
_ HUMAN FACTORS AND ERGONOMICS SOCIETY (HFES),
HTTP://WWW.HFES.ORG/
_ SOCIETY OF ENVIRONMENTAL TOXICOLOGY AND CHEMISTRY (SETAC),
HTTP://WWW.SETAC.ORG/
TOXICOLOGY
_ TOXICOLOGY DEALS WITH THE
BIOLOGICAL EFFECTS OF CHEMICALS
_ A SUMMARY OF TOXICOLOGY:
– “ALL SUBSTANCES ARE POISONS: THERE IS NONE
WHICH IS NOT A POISON. THE RIGHT DOSE
DIFFERENTIATES A POISON AND A REMEDY.”
PARACELSUS (1493-1541)
_ THE QUESTIONS THAT ARE TYPICALLY
ADDRESSED INCLUDE
– WHAT IS THE TARGET OF A TOXICANT?
– WHAT IS THE MECHANISM OF ACTION?

TOXICANT TYPES
_WHAT ARE TYPICAL TOXICS?
– AIR POLLUTANTS
– CYANIDE
– RAT POISON, PESTICIDES,
HERBICIDES, INSECTICIDES,
NEMATICIDES
– DRUGS
– CLEANING PRODUCTS

EXPOSURE TO TOXICS
_THE ROUTES FOR EXPOSURE TO
TOXICS ARE:
– INHALATION – NOSE, LUNGS
– TOUCH – THROUGH THE SKIN
– INGESTION – MOUTH
– INJECTION – INTO THE MUSCLE OR BLOOD
STREAM

Selasa, 19 Februari 2008

PROMOSI KESEHATAN KECENDERUNGAN OBESITAS



Promosi kesehatan mengenai kegemukan (Obesitas) di kantor
Ellen Happy Forever
Azil Awaludin
Jefri Chandra
Apakah kegemukan itu (obesitas)
Adalah kelebihan lemak dibadan yang menyebabkan penyakit paling banyak ditubuh (WHO). Obesitas akan menyebabkan resiko medis bagi penderitanya. Orang yang menderita kegemukan disebut Obese. Seringkali orang yang menderita obesitas akan mengalami kesulitan emosional. Para dokter mengukur obesitas dengan ukuran Body Mass Index atau BMI. Contohnya: ukuran kegemukan adalah 26 dan 27 BMI
Ciri-ciri kegemukan (penderita obesitas)
Makan terlalu banyak makanan berkalori
Tidak melakukan aktifitas memadai
Gen kegemukan
Akibat Penyakit dan akibat lainnya
Bagaimana menghindari kegemukan (Obesitas)
Pola makan sehat
Berolahraga
Minum obat secara teratur
Melakukan operasi
Gejala-gejala kegemukan (Obesitas)
Wajah membulat
Pipi tembem
Dagu Rangkap
Leher Relatip Pendek
Dada Membusung dengan Payudara Membesar
Perut Buncit dan berlipat
Tungkai X, Saling Gesek
Staff yang cenderung terkena kegemukan (Obesitas)
Tidak berolahraga
Terlalu cepat lelah
Terlalu banyak makan minum berkalori
Kurang minum air putih sesuai yang dianjurkan
Tidak pernah memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter
Langkah Promosi Kesehatan menanggulangi kegemukan (Obesitas)
Penyakit yang timbul akibat kegemukan
Pola makan diet melalui informasi internal kantor
Menganjurkan menghindari makanan junkfood/ cepat saji
Berolahraga secara teratur
Menganjurkan olahraga fisik
Potongan fitness oleh kantor difitness terdekat
Anjuran menghindari kegemukan (Obesitas)
MODIFIKASI DIET
MENINGKATKAN AKTIFITAS FISIK
PERUBAHAN PERILAKU
Persiapan anggaran promosi
Biaya promosi pola makan dengan mengadakan makanan yang kaya serat
Biaya mengadakan pertandingan olahraga sebulan sekali
Biaya pemeriksaan kesehatan berkala
Potongan diskon fitness terdekat
Penerapan di kantor
Membuat kuesionair
Memilah-milah hasil kuesionair
Menanalisa hasil kuesionair
Perencanaan selanjutnya
Membuat kebijakan kesehatan bagi karyawan
Memberikan insentif dan penghargaan serta teguran bagi karyawan
Penerapan di kantor
Partisipasi dan panutan pimpinan
Informasi mengenai penyakit akibat kegemukan
Innformasi pekerja sebelum dan sesudah terkena kegemukan
Jadikan kebugaran sebagai Key Performance Index/ KPI
Penerapan di kantor
tanggung jawab individual
Individual
Keluarga
Tempat kerja
Masyarakat
Penerapan di kantor
Olahraga
Pengobatan
Mengubah gaya hidup
Pola makan
Evaluasi
Pemeriksaan Berat badan seminggu sekali
Kecenderungan absenteisme efek samping peningkatan Berat badan
Diagnosa kecenderungan bertambahnya Berat badan
Evaluasi (N=22)
Kelanjutan
Melakukan anjuran berolahraga
Anjuran Pola makan sehat
Melakukan fitness minimal sekali seminggu
Kantor mengadakan pertemuan olahraga fisik sekali sebulan
Pemeriksaan kondisi kesehatan oleh dokter sekali sebulan
Terima kasih
Muliate
Arigatoo
Danke Schon
Selamat Hidup Sehat

Sabtu, 16 Februari 2008

BAHAYA BAHAYA PADA JALANAN oleh Ir JEFRI CHANDRA

1. Perpotongan Jalur Berbahaya (Junction Jeopardy)

Pembunuh nomor satu, tabrakan di perpotongan jalur selalu sama dan
berakibat serius, dapat terjadi pada siapa saja yg biasanya pengendara
lain yg terlibat mengklaim bahwa mereka tak melihat ada motor datang,
meskipun begitu pengendara motor bisa menghindari dgn defensive riding
dan tetap awas.

Apa yg salah :
Pengendara motor berjalan di belakang sebuah mobil, ketika mobil tsb
belok kiri, motor melaju bermanuver melewati mobil tsb di sisi kanan,
ternyata dari arah kiri ada mobil lain yg melaju baik lurus maupun
belok kanan/kiri.

Cara menghindar kesalahan :
- jangan pernah mendahului dari kanan dimana bisa jadi ada kendaraan
masuk/belok di jalur anda tanpa peringatan, dahului dari kanan bila
jelas2 perpotongan jalur tsb bersih dan aman tak ada kendaraan lain.
- masuki tiap perpotongan jalur dgn sebanyak mungkin penglihatan dan
informasi, perhatikan posisi kendaraan dan lampu2 sen, tapi jangan
menyimpulkan apa2. Nantikan yg tidak dinanti nanti.
- tanyakan pada diri sendiri "sudahkah saya terlihat?", pastikan anda
di garis lihat pengendara mobil, kalau perlu terjadi kontak mata, bila
ragu2 siapkan yg terburuk.

2. Tikungan yg Kacau (Cornering Chaos)

Jujur saja, tewas ditikungan adalah mati konyol, karena bisa dihindari
dan tak ada alasan yg pantas utk itu. Tetap hidup, dlm kasus ini
sangat sederhana, berkendaralah dgn keterbatasan anda. Status
membuktikan bahwa pengendara motor tak berpengalaman atau yg sudah
lama tak bawa motor adalah yg terbanyak mendapatkan kecelakaan ini, yg
mengejutkan adalah terjadi meski jalan tidak basah.

Apa yg salah :
Pengendara motor memasuki tikungan terlalu cepat hingga gagal prediksi
radius tikungan dan tak sempat melihat keadaan di ujung tikungan lalu
berada di garis tikung yg tdk tepat hingga terlalu dekat dgn jalur
arah lawan dan gagal menikung dgn benar hingga panik (ada yg
menurunkan gas dan mengerem) hingga ketika keluar tikungan motor malah
lari jauh ke arah lawan hingga bertabrakan dgn kendaraan dari depannya.

Cara menghindar kesalahan :
- rem dan atur posisi gigi segera, atur kecepatan hingga bisa merubah
jalur menikung bila diperlukan, perhatikan keadaan tikungan bila ada
tanda2 marka jalan kemana arah tikungan tsb.
- masuki garis tikungan dgn penglihatan terbaik utk melewatinya -
bukan garis tikungan balapan, dgn menyisakan ruang antara anda dan
kendaraan dari arah lawan.
- jika tiba2 tikungan menyempit (baik keadaan jalan maupun ada
kendaraan lain), jangan panik, karena panik bisa membuat motor hilang
kendali.

3. Mendahului yg Kebablasan (Overtaking Oblivion)

Tabrakan ketika mendahului adalah kasus paling banyak ke tiga dlm
kecelakan motor, meskipun si pengendara motor biasa dan bisa
mendahului kendaraan yg melaju lebih lambat.

Apa yg salah :
Pengendara motor melaju terlalu dekat pada kendaraan didepannya hingga
banting setir kekanan dan berusaha mendahuluinya, ternyata didepan
kendaraan tsb ada kendaraan lagi hingga si pengendara motor berusaha
melewati keduanya, karena salah perhitungan dan salah atur jarak lalu
keluar jalur masuki arah lawan dgn tak ada waktu dan jarak lagi utk
pindah jalur hingga terjadilah tabrakan dgn kendaraan dari arah lawan.

Cara menghindar kesalahan :
- kunci mendahului adalah perencanaan yg matang, jangan gak sabaran,
terburu2 atau agresif, posisikan diri anda dgn penglihatan terbaik
kearah jalan didepan, pastikan posisi gigi yg pas utk menaikkan
akselerasi.
- perhatikan jalan didepan dgn seksama, adakah hal2 yg berpotensi
bahaya? jika ada sedikit saja keraguan di hati, jangan mendahului!,
karena sebentaran saja anda dapat lagi kesempatan utk mendahului.
- lihat kaca spion dan area yg tak nampak di kaca spion lalu nyalakan
lampu sen dan segera mendahului secepat dan semulus mungkin, ambil
segera jalur semula dan jaga ruang antara anda dan kendaraan lain
seluas mungkin.

4. Pemilahan yg Rusak (Filtering F**k-Up)

Bisa memilah melaju melewati kendaran2 di jalanan yg ramai adalah
praktis maju yg terbesar dalam mengendarai motor sekaligus berbahaya.

Apa yg salah :
Pengendara motor melaju terlalu cepat di jalur 2 atau 3 dgn estimasi
kecepatan 45kpj lebih cepat dari kendaran lain disekitarnya yg akan
didahului, tiba2 salah satu kendaraan bermanuver pindah jalur tepat
didepannya hingga si pengendara motor tak bisa menghindarinya dan
terjadilah tabrakan.

Cara menghindar kesalahan :
- berkendaralah dgn kecepatan yg memungkinkan anda utk berhenti atau
bermanuver dgn tepat, disarankan jangan lebih dari 15kpj dari
kendaraan lain disekitar yg akan didahului.
- duduk tegak dan fokus terhadap jalan didepan, perhatikan tanda2 yg
berpotensi bahaya, awas terhadap lampu2 sen kendaraan lain,
perempatan2, pejalan kaki yg nyebrang dll, sisakan ruangan antara anda
dan kendaraan lain.

5. Berkendara kelompok yg Berdukacita (Group Riding Grief)

Berkendara dgn teman2 bisa menyenangkan sekaligus dapat menimbulkan
masalah. Berkendara kelompok tdk termasuk dlm catatan resmi kasus
kecelakaan bermotor, tapi secara tetap tercatat sbg faktor penyumbang
yg tidak bisa diabaikan. Porblem terbesar adalah si pengendara motor
beresiko kecelakaan karena keinginan utk show off atau pamer
kebisaanya bermotor didepan teman2nya. Berkendaralah dgn kenyamanan
anda sendiri, jangan terpancing oleh ulah teman anda.

Apa yg salah :
4 motor atau lebih berkendara kelompok, dgn 3 motor di belakang sebuah
kendaraan lain dan satu motor didepan kendaraan lain tsb sekalgus di
belakang kendaraan lain, satu dari 3 motor dibelakang mencoba
mendahului, tiba2 satu motor didepan tsb juga mendahului kendaraan
didepannya tanpa memberi tanda dan tak melihat spion, motor yg
dibelakangnya tak sempat menghindar hingga terjadi tabrakan.

Cara menghindar kesalahan :
- kecuali anda memiliki kepercayaan penuh terhdp teman2 kelompok
berkendara di sekitar anda, tetaplah dalam formasi dan memberi ruang
gerak yg banyak utk mereka, jangan coba2 menerka apa aksi dan manuver
yg akan mereka lakukan.
- beri kejelasan terhadap teman2 kelompok berkendara di sekitar anda
bila anda ingin bermanuver, menolehlah dan beri tanda2 yg jelas.
- ketika mendahului, pertimbangkan pula teman2 kelompok berkendara di
sekitar yg dibelakang dgn memberi ruang gerak yg cukup. jika mengikuti
motor lain, jangan dasari gerak mendahului anda dgn motor yg ada didepan.

6. Tragedi Putaran (Turn Tragedy)

Ada beberapa kecelakaan yg melibatkan kendaraan yg memutar di U-Turn
dgn pengendara motor yg melaju dari arah lawan. Pengendara motor
biasanya jarang disalahkan terhadap jenis kecelakaan ini, tapi
tetaplah berhati-hati.

Prediksi dan bereaksi akan kecepatan dan keberadaan kendaraan lain di
jalur lawan dari kemungkinan berputar tiba2, jangan percaya pada lampu
sen yg diberikan karena bisa terjadi kesalahpahaman (seperti ketika
berputar memberi sen kanan, tiba setelah dijalur lawan masuk ke kiri
jalur).

Beri ruang gerak jika nampaknya kendaraan dari arah lawan akan
berputar, jika mendahului di satu jalur yg padat merayap, kendaraan yg
antri didepan biasanya bermanuver kekanan mencari celah jalan didepannya.

7. Tabrakan belakang (Rear-end Wreck)

Melaju kencang di belakang kendaraan lain sepertinya terdengar bodoh
ya? bisa jadi, tapi mengejutkan, terhitung 10% kecelakan bermotor
dalam 9 grup contoh kecelakaan fatal dan menurut status, pengendara
motor biasanya banyak disalahkan dalam kecelakaan jenis ini daripada
kecelakan jenis lain, juga menunjukan terjadi pada pengendara motor yg
masih muda, laki laki dan mengendarai motor yg kecil.

Perhatikan jalan didepan, jangan terganggu dgn "pemandangan" yg ada
disekitar, bereaksilah segera terhadap lampu rem yg menyala didepan
atau tanda2 yg menyebabkan terjadinya kelambatan didepan.

Kenali rem motor anda, banyak pengendara motor tak menyadari potensi
akan rem motor mereka, sering2 lah tes rem mendadak dan kuat rem motor
anda di empat yg sepi dan beraspal bagus utk mengetahui seberapa cepat
motor anda berhenti, jangan berhenti mencoba pada tes pertama, terus
lah mencoba, usahakan berangsur angsur hingga didapatkan perhentian yg
maksimal.

Kesalahan dalam Percobaan (Error on Trial)

Kecelakaan tidak begitu saja terjadi, ada sebabnya. Kesalahan manusia
menjadi faktor utama. Berlawanan dari opini populer yg ada, tak semua
kecelakaan disebabkan oleh pengemudi mobil, pengendara motorpun
berbuat kesalahan. Dari Error on Trial yg dilakukan didapat data sbb :

Mobil
- gagal melihat dgn semestinya 18%
- gagal memutuskan10%
- kecerobohan 9%
- manuver yg buruk 8%
- kehilangan kendali 8%

Motor
- kehilangan kendali 14%
- gagal melihat dgn semestinya 14%
- gagal memutuskan10%
- manuver yg buruk 10%
- kecerobohan 9%

TRAINING OF PT ANADLAN QUALITY DUNIA


TRAININGS of PT.ANDALAN QUALITY DUNIA - ICA
A: Berdasarkan pesanan/ pembicaraan

NO. NAMES OF TRAINING DURATION Remarks
a Quality management
1 Quality Awareness 2 days A = sesuai permintaan
2 Quality Document 1 day
3 Internal Quality Audit 2 days
4 TS 16949 Awareness 2 days
5 Failure Mode Effect Analysis 2 days
6 Statistic Process Control 1 day
7 7 Tools for problem solving 2 days
8 Total Productive Maintenance 2 days
9 5 S/ 5 R/ 5 K Housekeeping/ Tata graha 2 days
10 Six Sigma Awareness 1 day
b Environment Management
11 Environment Awareness 2 days A = sesuai permintaan
12 Environment Document 1 day
13 Environment Audit 2 days
14 Aspect and Impact 1 day
15 Perundang-undangan Lingkungan 1 day
16 Effective Internal Audit ISO14001 1 day
17 New 14001 Awareness 2 days
c O H S Management - Safety A = sesuai permintaan
18 O H S Awareness / Risk Management 1 day
19 LOCK OUT TAG OUT 1 day
20 O H S Audit 1 day
21 P 2 K 3 UMUM 2 day
d Management Improvement
22 Leadership for Manager / Frontliners 2 days A = sesuai permintaan
23 Training for Trainer 2 days
24 Performance Appraisal 2 days
25 Presentation Technique - Persiapan untuk presentasi 2 days
26 Documentation Writing (SOP) 2 days
e H A C C P - Hygiene for Food A = sesuai permintaan
27 H A C C P Awareness 1 day
28 H A C C P Plan 1 day
29 H A C C P Audit 1 day
30 ISO22000 Awareness 1 day
31 Food and Drugs Administration - USA 1 day
f Hotel Management and Tourism Management
32 Customer Service 2 days A = sesuai permintaan
33 Customer Survey 2 days
34 House Keeping 2.5 days On Site Train
35 Restaurant management 3 days On Site Train
36 Serving management technique 5.5 days On Site Train
Biaya Rp.6.000.000,- per day/ (maximum 16 participants)
For 2 days atau lebih (not additional for/ including transportation and accomodations)
Training handout disediakan untuk 10 peserta include Certificates, CD materials, Handout

INFORAMTION SIGN AT ASPHALT MIXING PLANT

ASPHALT MIXING PLANT (AMP)
PENDEKATAN OHS MANAGEMENT SYSTEM

Yang harus dibuat untuk persiapan audit Badan Sertifikasi:

1. JALAN MASUK

a. TANDA/ RAMBU-RAMBU/ SIGN ALAT PELINDUNG DIRI YANG HARUS DIPAKAI DAN TIDAK BOLEH SEMBARANG ORANG MASUK:
i. HELM
ii. SEPATU PELINDUNG KAKI / SAFETY SHOES
iii. SARUNG TANGAN
iv. MASKER
b. TANDA LAINNYA:
i. Tidak Boleh Masuk BAgi yang tidak berkepentingan
c. DOKUMEN:
i. Log Masuk/ Kedatangan Tamu
d. BASE CAMP:

i. Sirene Bahaya
ii. PETA EVAKUASI

2. Bagian Produksi:

a. TANDA AWAS MUDAH TERBAKAR pada SILO TEMPAT SIMPAN MINYAK TANAH
b. TANDA JANGAN ADA YANG MEROKOK DAN DILARANG BUANG API PADA TEMPAT SIMPAN MINYAK TANAH
c. TEMPAT PRODUKSI:
i. TANDA AWAS TANGGA pada RAILING TANGGA
ii. RAILING DICAT KUNING HITAM SELANG SELING
iii. TANDA AWAS TERBENTUR KEPALA
iv. AWAS DEBU GUNAKAN MASKER
v. AWAS BENDA BERPUTAR (PADA CONVEYOR DIBAWAH PENGUMPUL SPLIT)
vi. AWAS BAHAYA API BURNER
d. TEMPAT OPERATOR:

i. TANDA AWAS PANEL LISTRIK
ii. TOMBOL SIRENE
iii. KEBERSIHAN
iv. JADWAL PENGISIAN KE TRUK
v. JADWAL PERAWATAN GENSET, DINAMO, PERAWATAN PERLENGKAPAN AMP (OLI, GANTI, REPAIR DSB)
e. TEMPAT PENGISIAN MIXING PADA TRUK

i. TANDA AWAS BARANG JATUHAN DARI ATAS
ii. TANDA DILARANG LEWAT TEMPAT PENGISIAN MIXING
f. TEMPAT GUDANG GENSET

i. TANDA AWAS API
ii. TANDA PAKAI EAR MUFF (PELINDUNG TELINGA)
iii. TANDA AWAS TUMPAHAN OLI/ LICIN
g. TEMPAT SERVICE TRUK PEMBAWA ASPAL CURAH
i. AWAS BAHAYA API
ii. AWAS LEDAKAN
iii. SIAPKAN INSTRUKSI KERJA PEMBERSIHAN/ PELUMERAN ASPAL SISA DAN KESELAMATANNYA
h. BAK TEMPAT TAMPUNG DEBU MIXER
i. PASANG TANDA AWAS DEBU
ii. PASANG TANDA AWAS KOLAM DALAM
i. TEMPAT CURAHAN SPLIT DARI LOADER
i. PASANG TANDA AWAS TERPELESET
ii. TANDA AWAS JALAN LICIN
iii. TANDA TIDAK BOLEH MELINTAS

3. DOKUMEN YANG DISIAPKAN:
a. LOG PENERIMAAN TAMU UNTUK KOMUNIKASI K3 PADA BAHAYA DI LOKASI KERJA
b. APAR
c. P3K
d. SIRENE
e. PERAWATAN BERKALA PERLATAN (GENSET, DINAMO, DSBNYA)
f. IJIN DRIVER LOADER

SEVEN RULES OF MOTIVATION

Seven Rules of Motivation
#1 Set a major goal, but follows a path. The path has mini goals that go in many directions. When you learn to succeed at mini goals, you will be motivated to challenge grand goals.

#2 Finish what you start. A half finished project is of no use to anyone. Quitting is a habit. Develop the habit of finishing self-motivated projects.

#3 Socialize with others of similar interest. Mutual support is motivating. We will develop the attitudes of our five best friends. If they are losers, we will be a looser. If they are winners, we will be a winner. To be a cowboy we must associate with cowboys.

#4 Learn how to learn. Dependency on others for knowledge is a slow, time consuming processes. Man has the ability to learn without instructors. In fact, when we learn the art of self-education we will find, if not create, opportunity to find success beyond our wildest dreams.

#5 Harmonize natural talent with interest that motivates. Natural talent creates motivation, motivation creates persistence and persistence gets the job done.

#6 Increase knowledge of subjects that inspires. The more we know about a subject, the more we want to learn about it. A self-propelled upward spiral develops.
#7 Take risk. Failure and bouncing back are elements of motivation. Failure is a learning tool. No one has ever succeeded at anything worthwhile without a string of failures.

The Amazing Quality of TL9000 by Ir. Hendro Nur Prasetyo PE

The Amazing Quality
TL 9000

Oleh : Ir. Hendro Nur Prasetyo (konsultan TL 9000)
Contact number : 0266-220922 / 081584581997


Apa itu TL 9000 ?


Adalah Sistem Manajemen Mutu untuk Industri Telekomunikasi atau Supplier Industri Telekomunikasi

TL 9000 terdiri dari 2 handbook :

 Handbook Persyaratan (Requirement)
 Handbook Pengukuran (Measurement)

Persyaratan-persyaratan dibangun dari Standar-standar Industri Telekomunikasi yang telah ada, termasuk ISO 9001

Pengukuran adalah alat untuk mengukur Progres dan mengevaluasi hasil implementasi Sistem Manajemen Mutu

Perusahaan Telekomunikasi atau Supplier Industri Telekomunikasi, dibedakan menurut jenis produknya :

 Piranti Keras (Hardware) = H
 Piranti Lunak (Software) = S
 Jasa (Service) = V
Atau
 Hardware dan Software = HS
 Hardware dan Service = HV
 Software dan Service = SV
 Hardware, Software dan Service = HSV

Target TL 9000

 Meningkatkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) sehingga Efektif dan Efisien untuk melindungi Integritas dan pemakaian produk telekomunikasi : Hardware, Software dan Services
 Menetapkan dan memelihara sekumpulan Persyaratan SMM
 Mengurangi jumlah (bervariasinya) standar SMM telekomunikasi
 Menentukan biaya efektif dan pengukuran kinerja untuk memandu progres dan evaluasi hasil penerapan SMM
 Mengendalikan Peningkatan Berlanjut (Continual Improvement)
 Memperkaya hubungan Pelanggan – supplier, dan
 Memperjelas proses penilaian kesesuaian industri atas persyaratan yang ditentukan

Tujuan TL 9000

Tujuan dari TL 9000 adalah untuk menentukan Persyaratan SMM untuk Telekomunikasi dalam hal : Disain, Pengembangan, Produksi, Pengiriman (Delivery), Pemasangan (Instalasi), dan Pemeliharaan (Maintenance) produk : Hardware, Software, dan Service.

Termasuk didalamnya adalah Pengukuran Kinerja (Performance) yaitu : Penghitungan Kehandalan (Reliabilitas) dan Kinerja Mutu dari produk.

Dalam Jangka Panjang termasuk didalamnya perhitungan Biaya

Keuntungan penerapan TL 9000

Supplier produk Telekomunikasi, para Pelanggan mereka, Penyedia Jasa, dan Pengguna akhir semuanya akan memperoleh keuntungan dari penerapan TL 9000.

Keuntungan yang dapat diharapkan adalah :
 Peningkatan berlanjut dari pelayanan ke pengguna
 Pengkayaan hubungan antara organisasi dan pelanggannya
 Standarisasi persyaratan SMM
 Manajemen yang efisien dari Audit eksternal dan Kunjungan di lokasi (site visit)
 Pengukuran yang seragam (uniform)
 Pengurangan biaya total dan Peningkatan daya kompetisi
 Pengkayaan Manajemen dan peningkatan kinerja organisasi
 Dimilikinya potret industri produk telekomunikasi

Hubungan TL 9000 dengan ISO 9001 dan Persyaratan lainnya

QuEST Forum (Quality Excellent for supplier Telecommunication) memelihara kesesuaian (Kompatibilitas) TL 9000 dengan seperangkat persyaratan dari standar-standar lain. TL 9000 menyediakan sekumpulan persyaratan khusus telekomunikasi yang dibangun menurut kerangka ISO 9001 : 2000

Karakteristik hubungan antara TL: 9000 dengan persyaratan lain adalah :
 TL 9000 mengandung ISO 9001:2000 dan revisi masa depannya
 Kesesuaian dengan TL 9000 dengan sendirinya memenuhi kesesuaian dengan persyaratan ISO 9001:2000
 Kesesuaian dengan TL 9000 akan menghilangkan (eliminasi) keperluan untuk kesesuaian dengan standar-standar Manajemen Mutu telekomunikasi lainnya. Inilah tujuan dari QuEST Forum

Standar Internasional ISO 9001 : 2000

Persyaratan COMMON TL 9000

Persyaratan khusus HARDWARE Persyaratan khusus SOFTWARE Persyaratan khusus
SERVICE

Pengukuran COMMON TL 9000

Pengukuran khusus HARDWARE Pengukuran khusus SOFTWARE Pengukuran khusus SERVICES

Pilihan Regristrasi / Sertifikasi

Ada 7 jenis regristrasi TL 9000 :
TL 9000-H R4.0/R4.0
TL 9000-S R4.0/R4.0
TL 9000-V R4.0/R4.0
TL 9000-H,S R4.0/R4.0
TL 9000-H,V R4.0/R4.0
TL 9000-S,V R4.0/R4.0
TL 9000-H,S,V R4.0/R4.0

Rx.x/Ry.y menunjukkan nomor Revisi Persyaratan (Rx.x) dan Revisi Pengukuran (Ry.y)

Publikasi Regristrasi

Anggota industri telekomunikasi yang telah mendapatkan sertifikasi oleh Badan Regristasi TL 9000 yang telah terakreditasi, dapat mempublikasikan kenyataan bahwa SMM mereka telah disetujui (approved) dalam lingkup (skup) yang disebutkan dalam sertifikat. Organisasi tidak dapat menyatakan bahwa produknya telah terregristrasi atau tersertifikasi ke TL 9000. (hanya SMM nya)

Beberapa aturan khusus untuk publikasi regristrasi TL 9000
 Dapat menggunakan Logo TL 9000 pada Kepala Huruf (letterheads), Brosur dan material promosi lainnya untuk produk yang SMM nya ter-regristrasi
 Nomor sertifikat sebaiknya dipakai dalam penggunaan logo
 Saat copy sertifikat TL 9000 diminta dan disediakan, maka profil regristrasi harus disertakan dalam lampiran

Publikasi Regristrasi (lanjutan)

 Logo TL 9000 tidak dapat digunakan pada label kemasan produk yang dibuat, sampel, atau pernyataan atas kesesuaian produk
 Rujukan ke regristrasi TL 9000 hanya harus dipakai pada skup yang didefinisikan dalam sertifikat
 Logo TL 9000 dapat dipakai pada Bendera, Gedung dan Kendaraan
 Organisasi tidak boleh mempublikasikan sebuah image produk dengan stempel TL 9000 pada atau disebelahnya.
 Produk dapat di iklankan dengan perkataan dihasilkan dari SMM TL 9000 yang terdaftar (registered)

Logo TL 9000

Total Persyaratan = 81 klausul + 20 notes , terdiri dari :

C = Persyaratan Common = 39 klausul + 16 notes
H = Persyaratan Hardware = 12 klausul + 1 note
S = Persyaratan Software = 15 klausul + 1 note
V = Persyaratan Services = 5 klausul + 0 note
HS = Persyaratan Hardware dan Software = 6 klausul + 2 notes
HV = Persyaratan Hardware dan Services = 4 klausul + 0 note
SV = Persyaratan Software dan Services = 0 klausul + 0 note
Persyaratan2 baru dan menarik :

4.2.3.C.1 Pengendalian Dokumen dan Data yang disuplai Pelanggan
5.2.C.2 Prosedur Komunikasi dengan Pelanggan
5.4.2.C.1 Perencanaan Mutu Jangka Panjang dan Pendek
6.2.2.C.3 Penyadaran peluang pelatihan Mutu Produk
6.2.2.C.4 Pelatihan Electrostatic Discharge (ESD)
6.2.2.C.5 Pelatihan Mutu Tingkat Lanjut (Advanced Quality Training)
6.2.2.C.6 Isi Pelatihan kondisi berbahaya
7.1.C.1 Model Usia Edar (Life Cycle Model)
7.1.C.4 Perencanaan Akhir Usia (End of Life Planning)
7.2.3.C.1 Pemberitahuan tentang Problem (Notification About Problems)
7.2.3.C.2 Kepelikan Problem (Problem Severity)
7.2.3.C.3 Peningkatan Problem (Problem Escalation)
7.2.3.HS.1 Proses Pemanggilan (Organization's Recall Process)
7.5.5.C.1 Perlindungan Anti Statik (Electrostatic discharge sensitive (ESDS)
7.5.5.HS.1 Verifikasi Kemasan dan Label (Packaging and Labeling Verification)
7.5.5.HV.1 Kemerosotan (Deterioration)
8.5.1.C.2 Partisipasi Pekerja (Employee Participation)

Hal paling menarik dari TL 9000 yang merupakan terobosan dalam dunia Sistem Manajemen Mutu adalah adanya fihak ketiga (diluar perusahaan dan customernya) yang mewajibkan seluruh peserta TL 9000 untuk mengirimkan data pengukuran kinerjanya kepada pusat pengumpulan data pengukuran yang disebut system penyimpanan data pengukuran (MRS = Measurement Repository System) di sebuah Institut di Amerika Serikat. Kemudian data-data tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori produknya, kemudian di publikasikan (tanpa menyebut nama perusahaan tentunya), sehingga setiap perusahaan mengetahui posisi manajemen mutunya dibandingkan perusahaan2 sejenis lain yang menjadi peserta TL 9000.

Kategori produk
Kategori produk adalah sebuah dokumen yang hidup, dinamis. Saat ini telah ada sebanyak 101 kategori produk. Ada faktor normalisasi untuk setiap kategori produk memungkinkan untuk membandingkan data antar industri dengan kinerja terbaik, rata-rata dan terburuk.

Contoh data pengukuran

Item-item pengukuran :

Pengukuran Common ( C )
1. Jumlah Laporan Masalah / Number of Problem Reports (NPR)
2. Waktu Tanggapan tetap Laporan Masalah / Problem Report Fix Response
Time (FRT)
3. Tanggapan atas Laporan Masalah yang Lewat Batas Waktu /
Overdue Problem Report Fix Responsiveness (OFR)
4. Pengiriman Tepat Waktu / On-Time Delivery (OTD)

Pengukuran Hardware & Software ( HS )
1. Pengukuran System Outage (SO)

Pengukuran Hardware (H)
1. Tingkat Pengembalian / Return Rates (RR)

Pengukuran Software (S)
1. Pembatalan Terbitan Aplikasi / Release Application Aborts (RAA)
2. Mutu Tindakan Penambalan / Corrective Patch Quality (CPQ)
3. Mutu Tampilan Penambalan / Feature Patch Quality (FPQ)
4. Mutu Pembaruan Software / Software Update Quality (SWU)

Pengukuran Service (V)
1. Mutu Layanan / Service Quality (SQ)

Mutu Telekom – Kurva Pertumbuhan

Business Results

Quality Sistem Maturity
(Kedewasaan Sistem Mutu)


Hal menarik lainnya adalah QuEst Forum menjadi fihak ketiga yang memediasi dunia usaha telekomunikasi untuk saling berbagi pengalaman melalui event-event internasional berupa seminar, pertemuan, dialog, bahkan kunjungan ke perusahaan2 lainnya untuk memperoleh Best Practices

Best Practice Offerings (BPO)
Penawaran Pengalaman Terbaik

BPO diciptakan untuk identifikasi, mengenali, membagi dan memfasilitasi pembukaan pengalaman terbaik industri telekomunikasi dan mempromosikan peningkatan berlanjut dalam kualitas produk dan jasa.

Industri-industri akan melihat bagaimana perusahaan menggunakan Bussiness Excellent Models (BEM), seperti : Malcom Baldrige atau EQM yang biasanya digunakan dalam bidang keuangan. BEM membantu organisasi meningkat dari sekedar quality conformance (kesesuaian mutu) kepada performance excellence (kinerja yang unggul). Sebagai sebuah organisasi sistem menejemen yang matang, QuEST Forum menyediakan perangkat yang diperlukan dan sumber daya untuk membuat perpindahan ini bisa terjadi, umpamanya melalui media konferensi, even dan basis pengetahuan yang inovatif.

Minggu, 10 Februari 2008

WHAT IS CONSULTANCY ? by AQD EXPERTISE

What is Consultancy? By Andalan Quality Dunia

ISO/IEC GUIDE 66:1999
4.1.2 Structure. [...] The certification/registration body shall [...]
o) ensure that activities of related bodies do not affect the confidentiality, objectivity or impartiality of its certifications/registrations and shall not
offer or provide
1) those services that it certifies/registers others to perform
2) consulting services to obtain or maintain certification/registration

ISO/IEC GUIDE 66:1999 = “General requirements for bodies operating assessment
and certification/registration of environmental management systems”



Interpretation by

International Accreditation Forum (IAF)
IAF GUIDANCE ON THE APPLICATION OF ISO/IEC GUIDE 66
GENERAL REQUIREMENTS FOR BODIES OPERATING
ASSESSMENT AND CERTIFICATION/ REGISTRATION OF
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEMS (EMS)

http://www.iaf.nu/default.asp


Consultancy is considered to be participation in an active creative manner in the development of the EMS to be assessed by, for example:

 preparing or producing manuals, handbooks or procedures;
 participating in the decision making process regarding management system matters;
 giving specific advice towards the development and implementation of management systems for eventual certification/registration.

Note: Management systems as referred to in guidance E21 (G.2.1.22.) include all aspects of such systems, including financial.



Certification/registration bodies can carry out the following duties without them being considered as consultancy or having a potential conflict of interest:

 certification/registration including information meetings, planning meetings, examination of documents, auditing (not internal auditing) and follow up of nonconformities;
 arranging and participating as a lecturer in training courses, provided that where these courses relate to environmental management, related management systems or auditing they should confine themselves to the provision of generic information and advice which is freely available in the public domain, i.e. they should not provide company specific advice which contravenes guidance E21 (G.2.1.22.c));
 making available or publishing on request information on the basis for the certification/registration body’s interpretation of the requirements of the assessment standards;


Certification/registration bodies can carry out the following duties...

 activities prior to audit aimed solely at determining readiness for assessment; since the EMS stage 1 audit includes an evaluation of readiness for further assessment activity, certification/registration bodies should exercise extra vigilance to assure that the any additional preassessment activities do not result in the provision of recommendations or advice that would contravene guidance E21(G.2.1.22.). The certification/registration body should be able to confirm that such activities do not contravene these provisions and that they are not used to justify a reduction in the eventual assessment duration;
 performing second and third party audits according to other standards or regulations than those being part of the scope of accreditation;
 adding value during assessments and surveillance visits, e.g., by identifying opportunities for improvement, as they become evident, during the audit without recommending specific solutions.

"Quality Management Principles". oleh AQD-ICA

Quality management principles
The following text is an integral reproduction of the content of the document "Quality Management Principles".
Introduction
This document introduces the eight quality management principles on which the quality management system standards of the revised ISO 9000:2000 series are based. These principles can be used by senior management as a framework to guide their organizations towards improved performance. The principles are derived from the collective experience and knowledge of the international experts who participate in ISO Technical Committee ISO/TC 176, Quality management and quality assurance, which is responsible for developing and maintaining the ISO 9000 standards.
The eight quality management principles are defined in ISO 9000:2000, Quality management systems Fundamentals and vocabulary, and in ISO 9004:2000, Quality management systems Guidelines for performance improvements.
This document gives the standardized descriptions of the principles as they appear in ISO 9000:2000 and ISO 9004:2000. In addition, it provides examples of the benefits derived from their use and of actions that managers typically take in applying the principles to improve their organizations' performance.
• Principle 1 Customer focus
• Principle 2 Leadership
• Principle 3 Involvement of people
• Principle 4 Process approach
• Principle 5 System approach to management
• Principle 6 Continual improvement
• Principle 7 Factual approach to decision making
• Principle 8 Mutually beneficial supplier relationships
• The next step
Principle 1 Customer focus
Organizations depend on their customers and therefore should understand current and future customer needs, should meet customer requirements and strive to exceed customer expectations.
Key benefits:
• Increased revenue and market share obtained through flexible and fast responses to market opportunities.
• Increased effectiveness in the use of the organization's resources to enhance customer satisfaction.
• Improved customer loyalty leading to repeat business.
Applying the principle of customer focus typically leads to:
• Researching and understanding customer needs and expectations.
• Ensuring that the objectives of the organization are linked to customer needs and expectations.
• Communicating customer needs and expectations throughout the organization.
• Measuring customer satisfaction and acting on the results.
• Systematically managing customer relationships.
• Ensuring a balanced approach between satisfying customers and other interested parties (such as owners, employees, suppliers, financiers, local communities and society as a whole).
Principle 2 Leadership
Leaders establish unity of purpose and direction of the organization. They should create and maintain the internal environment in which people can become fully involved in achieving the organization's objectives.
Key benefits:
• People will understand and be motivated towards the organization's goals and objectives.
• Activities are evaluated, aligned and implemented in a unified way.
• Miscommunication between levels of an organization will be minimized.
Applying the principle of leadership typically leads to:
• Considering the needs of all interested parties including customers, owners, employees, suppliers, financiers, local communities and society as a whole.
• Establishing a clear vision of the organization's future.
• Setting challenging goals and targets.
• Creating and sustaining shared values, fairness and ethical role models at all levels of the organization.
• Establishing trust and eliminating fear.
• Providing people with the required resources, training and freedom to act with responsibility and accountability.
• Inspiring, encouraging and recognizing people's contributions.
Principle 3 Involvement of people
People at all levels are the essence of an organization and their full involvement enables their abilities to be used for the organization's benefit.
Key benefits:
• Motivated, committed and involved people within the organization.
• Innovation and creativity in furthering the organization's objectives.
• People being accountable for their own performance.
• People eager to participate in and contribute to continual improvement.
Applying the principle of involvement of people typically leads to:
• People understanding the importance of their contribution and role in the organization.
• People identifying constraints to their performance.
• People accepting ownership of problems and their responsibility for solving them.
• People evaluating their performance against their personal goals and objectives.
• People actively seeking opportunities to enhance their competence, knowledge and experience.
• People freely sharing knowledge and experience.
• People openly discussing problems and issues.
Principle 4 Process approach
A desired result is achieved more efficiently when activities and related resources are managed as a process.
Key benefits:
• Lower costs and shorter cycle times through effective use of resources.
• Improved, consistent and predictable results.
• Focused and prioritized improvement opportunities.
Applying the principle of process approach typically leads to:
• Systematically defining the activities necessary to obtain a desired result.
• Establishing clear responsibility and accountability for managing key activities.
• Analysing and measuring of the capability of key activities.
• Identifying the interfaces of key activities within and between the functions of the organization.
• Focusing on the factors such as resources, methods, and materials that will improve key activities of the organization.
• Evaluating risks, consequences and impacts of activities on customers, suppliers and other interested parties.
Principle 5 System approach to management
Identifying, understanding and managing interrelated processes as a system contributes to the organization's effectiveness and efficiency in achieving its objectives.
Key benefits:
• Integration and alignment of the processes that will best achieve the desired results.
• Ability to focus effort on the key processes.
• Providing confidence to interested parties as to the consistency, effectiveness and efficiency of the organization.
Applying the principle of system approach to management typically leads to:
• Structuring a system to achieve the organization's objectives in the most effective and efficient way.
• Understanding the interdependencies between the processes of the system.
• Structured approaches that harmonize and integrate processes.
• Providing a better understanding of the roles and responsibilities necessary for achieving common objectives and thereby reducing cross-functional barriers.
• Understanding organizational capabilities and establishing resource constraints prior to action.
• Targeting and defining how specific activities within a system should operate.
• Continually improving the system through measurement and evaluation.
Principle 6 Continual improvement
Continual improvement of the organization's overall performance should be a permanent objective of the organization.
Key benefits:
• Performance advantage through improved organizational capabilities.
• Alignment of improvement activities at all levels to an organization's strategic intent.
• Flexibility to react quickly to opportunities.
Applying the principle of continual improvement typically leads to:
• Employing a consistent organization-wide approach to continual improvement of the organization's performance.
• Providing people with training in the methods and tools of continual improvement.
• Making continual improvement of products, processes and systems an objective for every individual in the organization.
• Establishing goals to guide, and measures to track, continual improvement.
• Recognizing and acknowledging improvements.
Principle 7 Factual approach to decision making
Effective decisions are based on the analysis of data and information
Key benefits:
• Informed decisions.
• An increased ability to demonstrate the effectiveness of past decisions through reference to factual records.
• Increased ability to review, challenge and change opinions and decisions.
Applying the principle of factual approach to decision making typically leads to:
• Ensuring that data and information are sufficiently accurate and reliable.
• Making data accessible to those who need it.
• Analysing data and information using valid methods.
• Making decisions and taking action based on factual analysis, balanced with experience and intuition.
Principle 8 Mutually beneficial supplier relationships
An organization and its suppliers are interdependent and a mutually beneficial relationship enhances the ability of both to create value
Key benefits:
• Increased ability to create value for both parties.
• Flexibility and speed of joint responses to changing market or customer needs and expectations.
• Optimisation of costs and resources.
Applying the principles of mutually beneficial supplier relationships typically leads to:
• Establishing relationships that balance short-term gains with long-term considerations.
• Pooling of expertise and resources with partners.
• Identifying and selecting key suppliers.
• Clear and open communication.
• Sharing information and future plans.
• Establishing joint development and improvement activities.
• Inspiring, encouraging and recognizing improvements and achievements by suppliers.
The next step:
This document provides a general perspective on the quality management principles underlying the ISO 9000:2000 series. It gives an overview of these principles and shows how, collectively, they can form a basis for performance improvement and organizational excellence.
There are many different ways of applying these quality management principles. The nature of the organization and the specific challenges it faces will determine how to implement them. Many organizations will find it beneficial to set up quality management systems based on these principles.
The requirements of quality management systems and supporting guidelines are given in the ISO 9000 - Selection and use.
Further information on the ISO 9000 standards is available from ISO's national member institutes or from the ISO Central Secretariat ISO 9000 enquiry service. Sales enquiries should also be directed to the ISO members or to the ISO Central Secretariat sales department.
ISO publishes the bimonthly ISO Management Systems, which provides updates on these families of standards and news on their implementation around the world. A Spanish-language edition is published by the Spanish national standards institute, AENOR.

JUST IN TIME oleh consultant AQD - ICA

Pull Manufacturing
Kanban, Just in Time, Demand Flow
By Tim Management Support

Outline
 Why Pull Manufacturing?
 The Problem of Inventory
 Just In Time
 Kanban
 One Piece Flow
 Demand / Pull
 Standard Work & Takt Time
 Production Smoothing


JIT Tactics
 Single Minute Exchange of Dies (SMED)
 Statistical Process Control
 Use of standard containers
 Doable stable schedules with adequate visibility
 TAKT-Time
 5-S Program
 Kaizen Event
 Visual control
 Flexible workers
 Tools at the point of need
 Product redesign
 Group Technology
 Total Productive Maintenance

Kanban Production Control Systems
TAKT Time Example
 Net Available Operating Time
• Time per shift 480´ (minutes)
• Breaks (2 @ 10´) - 20´
• Clean-up - 20’
• Lunch - 30’
• NAOT/shift 410´
 Customer Requirements
• Monthly 26,000 units/month
• No. Working Days 20 days/month
• CR/Day 1,300 units/day
 TAKT Time
• 410’ x 60” x 3 shifts (73,800) divided by 1,300
• 57.769 seconds per part or 57"

 Averaging both the volume and the production sequence of different model types on a mixed-model production line

 Example: Toyota Manufacturing
Toyota makes 3 car models - a convertible, hardtop, and an SUV. Assume that customers are buying nine convertibles, nine hardtops, and nine SUVs each day. What is the most-efficient way to make those cars?

JUST IN TIME oleh consultant AQD - ICA

Logistik Just In Tim
by PT. Andalan Quality Dunia

Logistik just in time adalah salah satu sistem supply yang memiliki prinsip dasar hanya mengirim jenis barang yang dibutuhkan pada waktu dan jumlah yang dibutuhkan

Tujuan Pelaksanaan
 Mengurangi tingkat stok barang di semua bagian
 Mengakomodasi perubahan permintaan dengan cepat
 Proses produksi just in time (heijunka, pull system)
 Menurunkan biaya (cost) produksi
 Meningkatkan kepuasan pelanggan

Proses
 Sistem Tarik (pull system)
Proses sebelum hanya memproduksi sesuai dengan jenis barang yang diminta oleh proses berikutnya dan tidak melakukan proses selama belum ada permintaan dari proses berikut

Kanban
Secarik kertas/ dokumen yang berisi beberapa informasi yang diperlukan oleh bagian tertentu, bisa bagian produksi untuk mulai proses ataupun bagian gudang untuk memesan barang yang diperlukan pemasok

Jenis Kanban
 Kanban produksi (production kanban)
- Kanban proses (inproses kanban)
- Kanban sinyal (signal kanban)

 Kanban tarikan (withdrawal kanban)
- Kanban antar proses (interprocess kanban)
- Kanban pemasok (supplier kanban)

Kanban Produksi
Digunakan oleh suatu proses untuk melakukan pemesanan ke proses sebelumnya agar mengirim barang untuk dapat diproses/ diproduksi

Kanban tarikan
Digunakan di gudang untuk melakukan pemesanan ke pemasok agar mengirimkan barang untuk ditempatkan/ disimpan yang kemudian akan diproses

Cara Kerja Kanban
 Kanban Proses
 Kanban Sinyal
 Kanban Antar Proses
 Kanban Pemasok

1. Kanban Proses
Kelompok Kanban Produksi. Digunakan pada jalur produksi sebagai tanda pemesanan ke proses sebelumnya.
Produksi yang sifatnya satu demi satu dengan waktu persiapan (set up) mendekati nol.
Kanban diletakkan sedekat mungkin dengan benda kerja karena satu kanban merepresentasikan satu benda kerja.
I.e.: Pembuatan Ban

2. Kanban Sinyal
Kelompok Kanban Produksi, digunakan pada jalur produksi sebagai tanda pemesanan ke proses sebelumnya.
Dipakai untuk produksi yang sifatnya lot/ batch denga waktu persiapan (set up) yang cukup besar.
Diletakkan pada benda kerja di titik optimal tertentu, disebut titik pesan kembali (reorder point). Tumpukan beberapa kanban proses.
I.e.: Proses kempa (Press shop)

3. Kanban Antra Proses
Termasuk kelompok kanban tarikan. Digunakan pada gudang sebagai tanda pemesanan/ pengiriman ke proses sebelum/ sesudah.
Dipakai untuk pemindahan barang.
I.e.: Proses pemesanan engine dari assembly plant ke engine plant

4. Kanban Pemasok
Kelompok kanban tarikan. Digunakan pada gudang sebagai tanda pemesanan/ pengiriman ke/ dari pemasok.
Umumnya dipakai untuk pemindahan barang.
I.e.: Proses pemesanan komponen dari assembly plant ke pemasok/ supplier

Rumus Kanban Pemasok
B x X x ( Z + 1 ) + A
Y
K = ----------------------------------------
P

Cara Kerja Kanban
 Kanban Proses
 Kanban Sinyal
 Kanban Antar Proses
 Kanban Pemasok

Cara Kerja Kanban
 Kanban Proses
 Kanban Sinyal
 Kanban Antar Proses
 Kanban Pemasok

Cara Kerja Kanban
 Kanban Proses
 Kanban Sinyal
 Kanban Antar Proses
 Kanban Pemasok

HACCP IMPLEMENTATION pada CATERER

H A C C P pada Jasa Boga
By PT. Andalan Quality Dunia expert on HACCP

 H = Hazard (mara bahaya)
 A = Analysis (analisa)
 C = Critical (kritis)
 C = Control (kontrol)
 P = Point (titik)

Analisa marabahaya kontrol titik kritis (pada makanan)

 Analisis yang dilakukan terhadap bahan, produk atau proses untuk menentukan komponen, kondisi, atau tahap proses yang harus mendapatkan pengawasan yang dengan tujuan untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan keamanan pangan

Sistem HACCP Jasa Boga = Global market
 Kerusakan :
 Fisik
 Kimia
 Mikrobiologis

 Program pengawasan mutu belum mengimbangi kemajuan industri Jasa Boga
 Sampling hanya di Lab
 Biaya mahal tak menjamin mutu produk

HACCP = Wastat , preventif
 Industri Pangan Modern
 Industri jasa boga
 Restaurant/ Hotel
 Industri Jajanan jalanan

Tujuan dan kegunaan HACCP Jasa Boga
 Tujuan umum: meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah atau mengurangi kasus keracunan dan penyakit melalui makanan
 Tujuan Khusus:
 Mengetahui cara memproduksi makanan untuk mengetahui bahaya yang mungkin timbul dari makanan
 Memperbaiki cara memproduksi makanan dengan memberikan perhatian khusus terhadap proses yang dianggap kritis
 Memantau dan mengevaluasi cara-cara penanganan dan pengolahan makanan serta penerapan sanitasi dalam memproduksi makanan
 Meningkatkan inspeksi mandiri oleh pengolah

Kegunaan HACCP lainnya
 Mencegah jasa boga/ katering ditutup
 Meningkatkan jaminan keamanan makanan
 Mencegah kehilangan langganan
 Meningkatkan kepercayaan pelanggan
 Mencegah pemborosan biaya atau kerugian karena masalah makanan

Prinsip HACCP Jasa Boga
 Identifikasi bahaya dan cara penanggulangan
 Penetapan Kontrol Kritis
 Penetapan batas kritis/ limit critical
 Pemantauan Titik Kontrol Kritis
 Tindakan koreksi terhadap penyimpanan Titik Kontrol Kritis
 Verifikasi
 Dokumentasi/ catatan2

Analisa bahaya dan pencegahannya
 Analisa bahaya
 Evaluasi spesifik terhadap produk pangan & bahan mentah, kandungan serta bahan tambahan untuk menentukan resiko terhadap bahaya biologis, kimiawi dan fisik

Analisa bahaya dan pencegahannya
 Persiapan
 Membuat daftar bahan mentah dan kandungan yang digunakan dalam proses
 Mempersiapkan diagram alir proses yang teliti untuk memproduksi suatu produk
 Deskripsikan produk peruntukkannya:
 Kelompok konsumen
 Cara mengkonsumsinya
 Cara penyimpanan
 Keterangan lainnya

Jenis bahaya pada bahan pangan
 Bahaya biologis
Sumber pencemaran Mikroorganisme pada makanan
 Dari makanan
 Dari pekerja
 Dari hewan dan burung
 Dari tikus dan serangga
 Dari peralatan pengolahan

Sumber pencemaran fisik
 Potongan kaleng
 Potongan gelas / kaca
 Potongan ranting / kayu serpih
 Potongan plastik
 Rambut / kuku
 Potongan batu / pecahan

Penetapan Titik Kontrol Kritis
 CCP atau CP ? TKk atau Tk ?
Analisanya: Jika tidak terkendali, apakah terjadi resiko bahaya bagi kesehatan >

Pemantauan batas kritis pada CCP
 Memeriksa apakah prosedur pengolahan dan penanganan pada CCP/ TKk dapat dikendalikan
 Pengujian atau pengamatan terjadwal terhadap efektivitas suatu proses untuk mengendalikan CCP/ TKk dan batas kritis
 Pengamatan atau pengukuran batas kritis untuk menjamin keamanan produk

Bagaimana cara pemantauan
 Pengamatan
 Pengukuran / analisa terhadap:
 Proses (waktu, suhu, pH dll)
 Sanitasi. Misalnya terhadap bahan mentah;
 Uji kimia terhadap toksin, bahan tambahan, kontaminan dll
 Uji Mikrobiologi terhadap koliform, E. coli, Salmonella dll.

Sistem pencatatan untuk dokumentasi rencana HACCP/
Jasa Boga
 Beberapa keterangan yang harus dicatat:
 Judul dan tanggal pencatatan


Frekuensi pemantauan
 Perlu dicantumkan berdasarkan pertimbangan praktis:
 Tingkat kecanggihan peralatan/ alat masak
 Pengalaman melakukan proses sejenis
 Data verifikasi
 Tingkat bahaya dan resiko
 Kecepatan
 Biaya
 Sensitivitas prosedur pengujian

HYGIENE Jasa Boga
Selamat menerapkan Hygiene Jasa Boga makanan pada Katering Anda

Senin, 04 Februari 2008

HACCP PROGRAMME by ANDALAN QUALITY DUNIA

HACCP Program certification

Dear General Manager

To give the elegant Hotel features deluxe accommodations, plus full array of amenities and services for business and leisure’s travelers, or to boast a variety of onsite amenities, Restaurants, Bar and Deli.

We, ANDALAN QUALITY DUNIA providing HACCP program certification that assured
Fulfilled needs and wants of business and travelers.
With expertise in service industry since 1872, we confident can boost market and benefit for Hotel, Restaurants, Bar and Deli owner.

Why Join HACCP Program certification?
• To prevent the product return/ recall
• To prevent the bankruptcy
• To repair and clean-up the facilities of production
• To prevent the customer and market lose
• The increase the customers confidence
• To prevent the cost waste because of the product safety problem

We look forward to your participation in the HACCP program at your premises. Again we are confident you will find this HACCP Program certification benefit to you and your business.

If you have any question about this service or how to register for the implementation. Please call our marketing and sales representatives at 021-7065 2998 or 0811 844 644.

HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

Refers to product and product-related analytical and monitoring procedure specific to foodstuffs aimed at detecting and eliminating at an early stage any defects that may lead to specific health risk for the customer

Critical Control Point (CCP)
Points (specific production sections, working procedures or working techniques) in the production process where it is both necessary and possible to master or control risks to health.

Concepts

• Identify the steps required to conduct a hazard analysis
• Identify critical control point
• Explain what is required to implement a HACCP system

Objectives

• To improve the public health by prevention or reduction of toxicity and diseases in the food
• To evaluate the way of food production for identifying the hazard possibility of food
• To improve the way of food production by pay attention on critical processes
• To review and evaluate the way of food handling and processing, as well as sanitation applied in food production
• To increase self inspection by operator and employees in food industries

Program certification

Consultancy (estimate):
• Awareness, documentation, internal audit 5 mandays
• Documentation preparation 15 mandays
• Development 15 mandays
• Consultancy period 5 mandays

Certification
• Pre-audit (preliminary audit) 2 mandays
• Document review (document adequacy) 1 mandays
• Certification audit (initial assessment) 3 mandays

RELEVANSI STANDARD MUTU DENGAN ENGINEERING


Relevansi Standard Mutu dengan Engineering

Industri merupakan tulang punggung perekonomian nasional sekaligus merupakan keunggulan kompetitif dari suatu bangsa, dengan industri sumber daya yang dimiliki suatu bangsa ditingkatkan nilai tambahnya.

Untuk mengembangkan industri diperlukan kemampuan engineering yang prima , baik untuk perencanaan, pengoperasian, maupun pengembangan sistem produksi dan operasional.

Engineering adalah dunia yang sangat dekat dengan persoalan standarisasi, terutama dalam hal standar mutu (quality).
Pengertian standar sendiri dewasa ini mengalami perkembangan menjadi lebih bersifat memenuhi keinginan customer dan permintaan pasar.

Bagan dibawah menunjukkan keterkaitan antara pemenuhan kepuasan customer melalui proses quality management system, atas dasar syarat-syarat keinginan customer melalui usaha yang tak pernah henti-hentinya dalam mencapai penyempurnaan.

Badan Sertifikasi/ registrasi sebagai pemeriksa pihak ketiga yang independen berdiri sejak 4 tahun yang lalu, adalah badan yang dapat diandalkan dalam pemeriksaan kemanan produk, sertifikasi mesin industri, alat kesehatan dan perusahaan jasa.

Kami memastikan dan membantu customer dalam menjawab tantangan permintaan dunia. Dalam usaha memenuhi kebutuhan dan menghadapi kepuasan pelanggan.

Untuk hal tersebut diperlukan Badan Independen yang dipercaya untuk melakukan pemeriksaan seksama agar dapat memberikan pengesahan melalui sertifikasi sistem maupun produk.

PT. Andalan Quality Dunia - ICA sejak tahun 1998 mempunyai catatan sejarah yang meyakinkan, sehingga menjadikan sebagai salah satu Badan Sertifikasi yang dipercaya dan di andalkan di Indonesia dan Asia dalam hal sertifikasi dan pengetesan produk.

Kami menawarkan audit berdasarkan standar internasional dalam bidang-bidang; Sistem manajemen mutu dan lingkungan, bejana bertekanan dan keamanan bahan, pengetesan tox-proof, pre-shipment dan staffing serta permintaan training dari pelanggan.

Dengan pencapaian sertifikasi kami membantu pelanggan dalam menambah kepercayaan mengantisipasi pasar bebas di masa datang.

PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KONTRUKSI


PENYELENGGARAAN PROYEK KONSTRUKSI
PT. Andalan Quality Dunia
021-7065 2998
Jalan Mendapatkan Sertifikasi
Penyelenggaraan Proyek Konstruksi
• Perlu Upaya peningkatan mutu, cara kerja
• dan hasil kerja pembangunan Pra Sarana ke PU an
• sejalan dengan Kebutuhan/Harapan Masyarakat
• dan tuntutan Global
Pemenuhan Mutu
• Pemenuhan mutu sesuai dengan KAK/Spesifikasi dalam Dokumen Kontrak merupakan tugas dan tanggung jawab Penyedia Jasa (Konsultan/Kontraktor)
• Namun Pemerintah (sebagai Penanggung Jawab APBN/APBD) perlu mendapat jaminan, bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dapat menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu
• Pengguna Jasa melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pemenuhan mutu
UUJK No. 18/1999
• Sertifikasi Perusahaan serta Keahlian dan Ketrampilan bagi tenaga kerja konstruksi ( Ps. 8-9 )
• Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan keteknikan, diantaranya: Standar mutu bahan, komponen, peralatan dan hasil pekerjaan ( Ps. 23 )
• Pemenuhan ketentuan jaminan mutu merupakan salah satu dukungan pengembangan usaha ( Penjelasan Umum 5.b.2)
Mutu Konstruksi
UUJK No. 18/1999:
Kegagalan Bangunan
Pasal 25
1. Pengguna jasa dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas kegagalan bangunan.
2. Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun.
3. Kegagalan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh pihak ketiga selaku penilai ahli.

UU Bangunan Gedung No. 28/2002:
Laik Fungsi Bangunan
• UU No. 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG (pasal 37)
Keppres No. 80/2003:
Persyaratan Kompetensi
Peraturan Perundang-Undangan:
Sistem Manajemen Mutu
• KEPPRES NO 80 / 2003 – TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
– (Pasal 48 dan Lamp. I Bab II, D., 1., b.)
– Ketentuan mengenai Kewajiban bagi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa untuk menerapkan “MANAJEMEN MUTU” Rencana Mutu Proyek (RMP) bagi pengguna jasa dan Rencana Mutu Kontrak (RMK) bagi penyedia Jasa.

• KEPMEN KIMPRASWIL NO 339/KPTS/M/2003 – TENTANG JUKLAK PENGADAAN JASA KONSTRUKSI OLEH INSTANSI PEMERINTAH
– Ketentuan mengenai Penilaian pada prakualifikasi: kepemilikan sertifikasi ISO untuk Badan Usaha Besar dan Penilaian atas penyampaian “PROGRAM MUTU” untuk Badan Usaha Kecil dan Menengah.

Peraturan Perundang-Undangan:
Sistem Manajemen Mutu
• KEPUTUSAN MEN KIMPRASWIL Tentang PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
– No. 362/KPTS/M/2004 Bab V. B.4

– Rencana Mutu Kontrak (RMK) adalah dokumen SMM konstruksi yang disusun oleh Penyedia Barang/Jasa untuk setiap kontrak pekerjaan.

– Rencana Mutu Kontrak (RMK) digunakan untuk menjamin, bahwa spesifikasi teknis yang melekat pada kontrak antara Penyedia Barang/Jasa dengan Departemen Kimpraswil yang diawali oleh Unit Pelaksana sebagai Pengguna Barang/Jasa dipenuhi sebagaimana mestinya.
Sistem Pencapaian Mutu
• Pengendalian Mutu Produk (Quality Control)
• Orientasi pada produk akhir & Bersifat korektif (perbaikan)
Sistem Pencapaian Mutu
• Jaminan Mutu (Quality Assurance)
• Orientasi lebih pada proses atau tahapan pekerjaan dalam pemenuhan standar & prosedur
• Bersifat preventif (pencegahan)
Sistem Pencapaian Mutu
• Pengendalian Mutu (QC) oleh Pengguna Jasa
• Memerlukan Waktu dan Biaya Besar
• Memerlukan Upaya yang Melelahkan
Hubungan Kontrak
Pekerjaan Dengan SMM
Kegunaan ISO 9000
• 1. BAGI BADAN USAHA / PENYEDIA JASA
• Meningkatkan kepercayaan Pengguna Jasa.
• Memberikan pedoman penyelenggaraan manajemen yang terdokumentasi dan sistematis, sehingga penyelenggaraannya akan efisien.
• Mengurangi resiko terjadinya produk yang cacat.

• 2. BAGI PELANGGAN / PENGGUNA JASA
• Memberikan keyakinan bahwa, Penyedia Jasa memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.
ISO 9000 : 2000 Family
• ISO 9000 : QMS - Fundamentals and vocabulary
• ISO 9001 : QMS - Requirements
• ISO 9004 : QMS - Guidelines for Performance Improvements
• ISO 19011 : Guidelines on auditing quality and environmental management system

*
FASE-FASE PENERAPAN
• Fase membangun sistem manajemen mutu
– Training Pemahaman Sistem Manajemen Mutu kepada pejabat dan staf di Badan Usaha .
– Menetapkan pejabat Management Representative dan Tim Inti (Core Team) membuat Dokumen Sistem Mutu.
– Sosialisasi penerapan semua dokumen kepada semua staf
– Melakukan training audit bagi Internal Auditor
• Fase implementasi (sebelum sertifikasi)
– Implementasi dengan menyusun Rekaman dan advis kepada Direksi demi efektifitas implementasi
– Melakukan audit internal pada unit-unit terkait dan bimbingan kepada para Internal Auditor
– Melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen
– Melakukan tindakan perbaikan hasil audit internal
• Fase sertifikasi
– Advis tentang pemilihan Lembaga Sertifikasi
– Persiapan menuju asesmen oleh Lembaga Sertifikasi
– Melakukan tindakan perbaikan atas hasil asesmen
KETENTUAN SERTIFIKASI
• Lembaga Sertifikasi adalah badan asesmen pihak ketiga yang independen diakreditasi KAN atas dasar sistem mutu pedoman dari IAF dan KAN.
• Sertifikat ISO 9000 berlaku 3 tahun.
– Initial Assessmen (Audit Perdana)
– Surveilen ( Audit setiap 6 bulan)
– Re Assessmen (Audit Ulang)
• Sertifikat diterbitkan menyebut
ruang lingkup :
– Jenis kegiatan usaha tertentu
– Lokasi kegiatan usaha
– Unit-unit yang melaksanakan SMM

Akreditasi dan Sertifikasi
• IAF (International Accreditation Forum), organisasi badan- badan akreditasi tingkat dunia.
• PAC (Pasific Accreditation Coorporation), persatuan badan- badan akreditasi tingkat regional Pasifik.
• KAN (Komite Akreditasi Nasional), badan akreditasi satu-satunya di Indonesia.
• KAN telah menandatangani MLA-IAF dan MLA-PAC (Multilateral recognition of agreement), sehingga Badan Sertifikasi yang diakrediatasi KAN ekivalen dengan Badan Sertifikasi lainnya yang diakrediatasi oleh badan-badan akreditasi anggota IAF dan PAC.
SERTIFIKASI ISO 9001:2000
BAGI JASA KONSTRUKSI
Oleh :
Register Certification Services
Selamat Mengikuti Pelatihan

DAFTAR PERIKSA AUDIT KONTRAKTOR



DAFTAR PERIKSA AUDIT

: Area Audit / Bagian : Teknik
Wakil Auditee : Tanggal Audit :
Tim Auditor :
Acuan Audit :



Kriteria Penilaian Hasil Audit
OK Bila bukti yang ditemukan memenuhi persyaratan dalam acuan audit
NC (Non Conformity) Bila bukti yang ditemukan tidak memenuhi persyaratan dalam acuan audit
OBS (Observation) Bila bukti yang ditemukan mengandung keragu-raguan auditor

No Item Pemeriksaan Catatan Auditor HASIL
OK NC OBS
1. Apakah persyaratan teknis suatu proyek telah dikenali ? (periksa dokumen teknik)


2. Apakah standar perhitungan (estimasi) dalam suatu proyek ditetapkan ?


3. Apakah aturan tentang pembuatan gambar kerja (shop drawing) dan metoda pelaksanaan kerja ditetapkan ? (lihat prosedur / instruksi kerja terkait)


4. Apakah dokumen teknis, seperti gambar dan acuan teknik lainnya dikendalikan ? (lihat daftar gambar)


5. Apakah distribusi gambar dan revisinya dikendalikan sesuai prosedur ? (lihat bukti distribusi dan revisi gambar)


6. Apakah dilakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan teknis di proyek ? (lihat bukti pemeriksaan)



No Item Pemeriksaan Catatan Auditor HASIL
OK NC OBS
7. Apakah setiap masalah teknis yang terjadi di proyek dinalisa dan ditindaklanjuti ? (lihat laporan penanganan masalah teknis)


8 Apakah dilakukan analisa/study kebutuhan material dan peralatan secara teknis / sesuai spesifikasinya ?


9 Apakah dilakukan pemeriksaan material dan peralatan yang digunakan di proyek ?


10 Apakah alat ukur yang digunakan untuk pengukuran dikalibrasi ?
(liha trencana dan bukti kalibrasi alat ukur)


11 Dokumen apa saja yang dikontrol oleh bagian teknik ? (periksa daftar dokumen internal dan eksternal)

12 Rekaman apa saja yang menjadi bukti aktifitas di bagian teknik ? (periksa daftar rekaman)


13 Apa sasaran mutu dan program kerja untuk memenuhi sasaran mutu teknik (lihat sasaran mutu yang tertulis)


14 Apakah sasaran mutu dimonitor pencapainnya ? (periksa data-data yang terkait dan tindaklanjutnya bila sasaran mutu belum tercapai)

CUSTOMER SERBICE VERSUS BUSINESS PROGRESS


CUSTOMER SERVICE VERSUS BUSINESS PROGRESS
Facilitator: Ir. Azil Awaludin.


As we adjust to difficult economic times, some businesses cut their costs by cutting corners on customer service. Unconscious or not to the management. This is exactly the wrong thing to do. Right now, service matters more than ever.

To know why, herewith some highlighted:

1. When people buy during economic downturn they are extremely conscious of the “hard earned” money that they spend. Customers want more attention, appreciation and recognition for their purchases, not less

2. Customers want to be sure they get maximum value for the money they choose to spend. The want assistance, education, training, installation, modification and support. The basic product may remain the same, but they want more service

3. Customers want stronger guarantees that their purchase was “the right thing to do”. In good times, a single bad purchase may be quickly overlooked or forgotten, but in tough times, every expenditure is scrutinized. Provide the assurance your customers seek with generous service guarantees, regular follow-up and speedy follow through on any queries or complaints

4. In tough times, people spend less time travelling, wining and dining, and more time carefully for each and every purchase. Giving good service enhances the customer’s shopping experience, and boosts your own company image.

When times are good, people move fast and sometimes don’t notice your efforts. In tighter times, people save more cautiously, and notice every extra effort that you make.

5. When money is tight, many people experience a sense of lower self-esteem. When they get good service from your business it boosts their self-image. And when they feel good about themselves, they feel good about you. And when they feel good about you, they buy

6. In tough times, people talk more with each other about saving money and getting good value. “Positive word of mouth” is a powerful force at any time. In difficult times, even more ears will be listening. Be sure the words spoken about your business are good ones

In the time being giving good service in tough times make good business sense. But how do you actually achieve it? Here are eight proven principles you can use. I call them “The Secrets of Superior Service”:

1. Understand how your customer’s expectations are rising and changing over time. What was good enough last years may not be good enough now. Use customer surveys, interviews and focus groups to really understand what your customer want, what they value, and think about what they are getting, (or not getting) from your business

2. Use quality service to differentiate your business from your competition. Use your products must be reliable and up to date … but your competitors are, too. Your delivery systems must be fast and user-friendly, but so are your competitors!

Make a real difference by providing personalised, responsive and “extra-mile service” that stands out in a unique way that customers will appreciate, and remember

3. Set and achieve high service standards. Go beyond basic and expected levels of service to provide your customers with desired and even surprising interactions. Determine the “norm” for service in your industry, and then find a way to go beyond it. Give more choice than “usual”, be more flexible than “normal”, be “faster” than the average and extend a ”better” warranty than all the others

Your customers will notice your higher standards. But eventually your competitors’ll copy them, too. So don’t slow down. Keep on improving! Keep on rolling!

4. Learn to manage your customer expectations. You can’t always give customer everything their hearts desire. Sometimes you need to bring their expectations into line with what you know you can deliver

The best way to do this is by the first building a reputation for making and keeping clear promises. Once you have established a base of trust and good reputation, you only need to ask your customers for their patience in the rare circumstances when you cannot meet their first requests. Nine times out of 10 they will extend the understanding and they leeway that you need

The second way to manage customer’s expectations is with tactic called “Under Promise, then Over Deliver”. It works like this: your customer wants something done fast. You know it will take one hour to complete. Don’t tell your customer! Let them know you will rush the project immediately … but the promise 90 minutes. Then, when you are done in just an hour (as you knew you would be all along), your customer will delighted that you actually finished the job “so quickly”

5. Bounce back with effective service recovery. Sometimes things do go wrong. When it happens to your customers, do everything you can to set things right again. Fix the problem. Show sincere concern for any discomfort, frustrations or inconvenience. Then “do a little bit more” by giving your customers something positive to remember a token of goodwill, a small gift of appreciation, a discount on future orders, or an upgrade to higher class of product

This is not the time to lay blame for what went wrong, or to calculate the cost to repair. Restoring customer goodwill is worth the price in future orders and new business

6. Appreciate your complaining customers. Customers with complaints can be your best allies in building and improving your business. They point out where your system is faulty, procedures are weak or problematic. They show you where your products are below expectations or your service doesn’t measure up. They point out where your areas where your competitors are getting ahead, or where your staff is falling behind. These are the same insights and conclusions that people pay consultants to provide. But a “complainer” gives them to you free!

And remember, for every one person who complains, there are many more who won’t even bother to tell you. The others just take their business elsewhere. At least the complainer gives you a chance to reply and set things right.

7. Take personal responsibility. In many organisations, people are quick to blame others for problems or difficulties at work: managers blame staffs, staff blames manager sales, sales blames marketing and everyone blames finance. This doesn’t help. In fact, with all the finger pointing going on, it tends to make things worse

Blaming yourself doesn’t work either. No matter how many mistakes you may have made, tomorrow is another chance do better. You need high self-esteem to give good service. Feeling “ ashamed” doesn’t help.

It doesn’t make sense to blame the computers, the systems or the budget, either. This kind of justification only prolongs the pain before the necessary changes take place

The most reliable way to bring about constructive change in your organisation is to take personal responsibility and help make good things happen. Make recommendations, propose new ideas, give your suggestions, and volunteer to help out with problem solving teams and projects.

8. See the world from your customer’s point of view. We often get so caught up in our own world that we lose sight of what our customers actually experience.

Make time to stand on the other side of the counter, or listen on the other end of the phone. Be a “Mystery shopper” at your own place business. Or be a customer for your competition. What you notice is what your customers experience every day!


Finally, remember that service is the currency that keeps our economy moving. I serve you in one business, you serve me in another. When either of us improves, the economy gets a little better. When both of us improve, people are sure to take notice. When every one improves, the whole world grows stronger and closer together.


Source: www.customerview.com

CLIENT BENEFIT by ANDALAN QUALITY DUNIA


CLIENT BENEFIT

Pihak yang Berkepentingan
• Customer dan pemakai langsung
• Orang-orang didalam organisasi
• Pemilik dan penanam saham
• Pemasok dan Rekanan
• Masyarakat dan khalayak luas
Keuntungan potensial bagi customer serta pemakai langsung
• Produk yang memenuhi:

– Memenuhi dengan persyaratan
– Dapat diandalkan dan dipercaya
– Tersedia bila diinginkan
– Dapat diperbaiki
Keuntungan potensial bagi orang-orang didalam organisasi
• Kondisi kerja yang lebih baik
• Meningkatkan kepuasan dalam bekerja
• Meningkatkan kesehatan dan keamanan kerja
• Meningkatkan moral
• Meningkatkan kestabilan dalam bekerja
Keuntungan potensial bagi pemilik dan penanam saham
• Kembalinya modal yang ditanam
• Meningkatkan hasil kerja operasional
• Meningkatkan pangsa pasar
• Meningkatkan keuntungan
Keuntungan potensial untuk pemasok dan rekanan
• Stabilitas
• Pertumbuhan
• Rekanan kerja dan saling memahami

Keuntungan potensial bagi masyarakat dan khalayak
• Memenuhi peraturan perundang-undangan dan hukum wajib
• Meningkatkan kesehatan dan keamanan masyarakat
• Mengurangi pengaruh terhadap lingkungan