Minggu, 29 Juni 2008

Toksikologi Asbestos Chrysotile


1.2 Program mengetahui dan mengantisipasi besarnya Toksisitas pada manusia
1. Edukasi untuk menimbulkan kesadaran setiap karyawan untuk menjaga akibat pajanan dari bahan-bahan mengandung toksin dilingkup pekerjaan, keselamatan pribadi tanpa mengurangi produktifitas dan kualitas produk.
2. Mengetahui sasaran dari akibat terpajan toxic pada kesehatan karyawan.
3. Identifikasi bahaya toxic di setiap lini produksi
4. Mengetahui dosis yang berkaitan dengan pajanan pada pekerja.
5. mengusahakan pengukuran jumlah dosis yang memajan pada pekerja.
6. Sebaran yang mengakibatkan gangguan pada kesehatan.
7. Keterkaitan hubungan toxic antara satu dengan yang lainnya.
8. Melakukan usaha-usaha untuk menanggulangi bahaya yang telah teridentifikasi dengan menggunakan hirarki pengendalian bahaya yang dimulai dari yang terutama yaitu: eliminasi-substitusi-minimisasi-pengendalian engineering-pengendalian administratif-training/supervisi dan terakhir adalah penggunaan alat pelindung diri.

1.3 Pernyataan Kebijakan
Perusahaan mempunyai kebijakan tertulis tentang K3L dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan didalamnya terdapat Kebijakan Kesehatan Industrial. Kebijakan K3L meliputi:
• Kesesuaian dengan lingkungan alam, skala dan dampak dari aktivitas, produk dan layanan yang diberikan.
• Komitmen atas perbaikan dan pencegahan polusi yang terus menerus.
• Komitmen untuk mentaati peraturan perundangan K3L, dan semua ketentuan dimana organisasi kita menjadi anggotanya.
Suatu kerangka kerja untuk pengaturan dan kajian ulang tujuan dan sasaran K3L. Ketersediaan untuk publik adanya kebersihan, kerapihan, keselamatan, kesehatan

1.4 Deskripsi mengenai Asbestos – Chrysotile (grup serpentine)

CAS number: 1200-29-5
Kimiawi: Mg6Si4H8O18/Mg6(Si4O10)(OH)8
Istilah Asbestos Chrysotile adalah ditujukan pada suatu grup atau bagian berbentuk serpentine fiber atau mineral amphibole, yang mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, penyalur panas yang rendah dan umumnya tahan terhadap reaksi kimia. Turunan ragam dari asbestos adalah chrysotile, mineral serpentine, Yang masuk dalam amphibole adalah crocidolite, amosite, anthropolyte, tremolyte dan actinolite. Sedangkan fiber chrysotile bentuknya serat panjang, tipis, fleksibel yang bergulung. Tergantung dengan reaksi kimiawinya, chrysotile mempunyai diameter 20-25nm. Setiap serat makrokospik sangat anisotropik dan cenderung berubah bentuk tergantung penanganan industri atau cuacanya, berserat dan menyerap udara.
Sumner dari asbestos sangat penting diketahui, karena banyak dijumpai di dunia, baik berupa galian tambang atau pemakaian dirumah tangga. Sangat sedikit yang diktahui diambil dari sumber alam.
Umumnya emisi asbestos dihasilkan dari:
a) Pertambangan
b) Produk jadi
c) Kegiatan konstruksi
d) Transportasi dan produk yang mengandung asbestos
e) Limbah buangan
Belakangan produk hasil emisi dari asbestos meningkat dalam kurun waktu 100 tahun ini. Kebutuhan akan asbestos ada peningkatan kurang lebih 4 miilion ton (thn 1983). Penggunaan biasanya pada pembangunan gedung (70 – 90% pada perumahan barat). Beberapa negara telah lama memakainya jauh sebelum terjadi debat mengenai penggunaan asbestos di masyarakat.
Karena banyaknya pemakaian asbestos di beberapa negara (ada 3000 negara saat ini). Dikarenakan sifatnya yang memenuhi menjadikan perlunya penanganan khusus berupa aturan hukum dalam pemakaiannya, contoh: semen fiber, atau mungkin dalam balutan kampas rem.
Tebaran atau emisi asbestos akan terjadi disaat proses dilakukan. Bila fiter atau saringan dipergunakan maka dapat ditekan dibawah 100g per ton. Hujan asam yang kini sering terjadi dapat menyebabkan korosi pada semen asbestos. Hal yang lain adalah pemakaian pada produk otomotif seperti yang diterangkan sebelumnya.
Hanya beberapa percobaan pengukuran yang dilakukan terhadap emisi asbestos ini, bahwa emisi cemaran asbestos di ruangan lebih tinggi dibandingkan diudara terbuka. Seperti debu yang dihasilkan dari produk pada atap besi atau atap semen, asbes plester. Atau mungkin yang dipakai dalam perangkat AC. Walaupun bebera hal asbsetos yang disemprotkan di atap besi sudah jarang dipakai, tapi masih banyak ditemukan dipemakaian gedung. Hingga tahun 70 an perangkat listrik masih menggunakan kandungan asbestos. ]
Dalam bentuknya sebenarnya serat asbes sendiri dapat diperangkap dalam kandungan semen. Jadi semen asbes sendiri tidak mempunyai pengaruh buruk. Factor seperti perbaikan, perawatan, getaran ataupun pengrusakan akan menyebabkan cemaran emisi asbestos diudara. Begitu juga perubahan cuaca dan temperature.
Karena masyarakat di Negara bersuhu tinggi punya kecenderungan untuk tinggal didalam ruangan, maka banyak kasus pajanan asbestos adalah pada ruangan.

1.5 Asbestos di lingkungan kerja
Abestos di udara dibagi bebetrap macam;bentuk yang dapat terhirup, ataupun yang dibuat oleh manusia seperti fiber silica dan aluminum oxide, gypsum, zeolite, atapulgite, sepiolite dan wollastonite. Sekali serat asbes terbang maka tidak dapat dihentikan, hanya hujan atau salju yang dapat menghilangkannya. Serat kritis berukuran 5 µm dan diameter sampai 3 µm dengan perbandingan hingga 3 : 1. dalam lingkungan kerja sebenarnya serat asbestos dapat dengan mudah dideteksi. Saat ini mikroskop electron telah dapat mendeteksi keberadaan serat asbes di lingkungan kerja. Dalam praktiknya Identifikasi serat asbes untuk emmbedakan dengan serat lain, dapat dilakukan dengan difraksi electron atau dispersi energi analisa difraksi X-ray yang dipasang pada mikroskop electron.
Pajanan pada; Daerah perkotaan: dibawah 100 F/m3 untuk daerah pemukiman dibawah 100 sampai 1000 F/ m3. dekat dengan sumber akan berbeda-beda rata-ratanya.
• Arah angin dari pabrik semen asbes jaeak 300 m: 2200 F/m3, jarak 700 m: 600 F/m3
• Jalan yang sibuk, 900 F/m3
Lingkungan dalam ruangan:
• Dalam gedung dengan tidak secara nyata memakai asbes dibawah 1000 F/m3
• Dalam gedung yang memakai asbestos beragam kadang 1000 F/m3 atau bahkan diatas 10.000 F/ m3
Chrysotile adalah subgroup berbentuk asbestiform termasuk dalam grup serpentine dari minerals. Ada beberapa spesies dari chrysotile: clinochrysotile (bentuknya monoclinic) orthochrysotile (bentuknya orthorhombic) dan parachrysotile (bnetuknya orthorhombic polymorph). Varian termasuk dalam phyllosylicates. Formula kimia ketiganya adalah Mg3 (Si2O5)(OH4) dengan variable iron dan fe2+ subsitusi dari magnesium. Chrysotile beragam warnanya dari putih abu-abu hingga kuning keemasan sampai hijau. Mempunyai kekuatan hardness 2.5 – 3. 3 bentuk dari anggota fiber dalam grup serpentine dan sudah ditambang dikenal sebagai asbestos.

Tidak ada komentar: